Di hari peringatan hari AIDS sedunia jatuh pada tanggal 1 Desember tepaatnya hari ini, Hati saya tergugah untuk share/ berbagi bagaimana penyakit tersebut bisa menyerang dan bisa menjadi mematikan bagi umat manusia di muka bumi ini, berikut saya kupas secara gamlang apa itu penyakit HIV AIDS. semoga kita selalu terhindar dari penyakit mematikan ini.
Pengertian HIV AIDS
Penyakit AIDS ( acquired immunodeficiency syndrome)
adalah penyakit yang menyerang sistem imun di tubuh yang disebabkan oleh HIV (human
immunodeficiency virus). HIV adalah virus yang menyebabkan penyakit AIDS dan
jika penyakit akibat infeksi HIV ini berlanjut, maka akan berubah menjadi
bentuk lebih parah yaitu penyakit AIDS.
Gejala penyakit
HIV/AIDS bergantung pada fase infeksinya. Majoritas orang yang terinfeksi HIV
mengalami gejala mirip flu dalam waktu 1 – 2 bulan setelah virus masuk dalam
tubuh. Kelainan ini disebut sebagai infeksi HIV primer atau akut, yang dapat berlangsung
selama beberapa minggu. Gejalanya dapat berupa demam, nyeri otot, ruam kulit
(bercak-bercak merah di kulit), sakit kepala, sakit tenggorokan, timbul luka
borok di mulut dan kemaluan, kelenjar getah bening terutama di leher membengkak,
nyeri sendi, berkeringat malam hari, diare. Meskipun gejala infeksi HIV primer
dapat sedemikian ringan sehingga tidak disadari, tetapi jumlah virus yang ada
di dalam aliran darah (viral load) sangat tinggi saat itu. Akibatnya, infeksi
HIV
lebih gampang menular selama infeksi primer ini dibanding fase infeksi yang
lebih lanjut. Pada orang-orang tertentu, pembengkakan kelenjargetah bening
tidak menghilang, dan fase ini disebutsebagai fase klinik laten dari HIV. Pada
fase ini,
HIV masih berada di dalam tubuh, dan selain dalambentuk bebas juga berada di
dalam sel-sel darah putih yang terinfeksi.
Fase laten ini
umumnyaberlangsung sampai 8 – 10 tahun, di mana sebagian orang tetap berada
dalam fase ini untuk waktu yang lebih lama dan sebagian lainnya berkembang
menjadi bentuk yang lebih berat. Saat virus terus berkembang-biak dan menghancurkan
sel-sel imun, orang bersangkutan akan mengalami infeksi ringan atau gejala
kronik seperti demam, rasa letih, kelenjar getah bening membengkak, diare,
berat badan menurun, batuk-batuk dan sesak napas. Jika orang yang menderita
infeksi HIV ini tidak diobati, maka penyakit akan berkembang menjadi AIDS dalam
waktu sekitar 10 tahun. Jika sudah timbul penyakit AIDS, sistem imun seseorang
sudah mengalami kerusakan parah, sehingga orang bersangkutan mudah terkena
infeksi oportunistik (infeksi akibat bakteri atau jamur). Tanda dan gejala
penyakit AIDS adalah: tubuh menjadi basah kuyup akibat keringat malam hari,
menggigil ataudemam lebih dari 380 C selama beberapa minggu, batuk dan sesak
napas, diare kronik, timbul bercak- bercak putih aneh di lidah atau mulut,
sakit kepala, rasa letih berkepanjangan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya,
penglihatan kabur atau terganggu.
Cara penularan HIV
IV dapat ditularkan
melalui darah, air mani, atau cairan vagina yang terinfeksi dan masuk ke dalam tubuh.
Penularan tidak dapat terjadi dengan memeluk, berciuman, berpegangan tangan
dengan penderita HIV atau AIDS, dan tidak dapat ditularkan
melalui air, makanan, atau gigitan nyamuk/ serangga. Kontak seperti apa yang
dapat menyebabkan Seseorang dapat tertular HIV karena
·
Hubungan seksual. Seseorang dapat tertular jika melakukan
hubungan seksual secara vaginal, anal, atau oral dengan pasangan yang mengalami
infeksi HIV, dan darah, air mani, atau cairan vagina masuk dalam tubuh. Virus
dapat masuk dalam tubuh melalui luka atau robekan halus yang kadang- kadang
terjadi selama aktivitas seksual secara anal atau vaginal.
·
Transfusi darah. Meskipun jarang, virus dapat ditularkan melalui
tranfusi darah. Saat ini baik PMI maupun bank darah telah melakukan skrining terhadap
antibodi HIV, sehingga risikonya kecil sekali.
·
Berbagi jarum suntik. HIV dapat ditularkan melalui jarum atau
alat suntik yang tercemar darah yang terinfeksi. Berbagi peralatan suntik
meningkatkan risiko terkena infeksi HIV maupun hepatitis.
·
Ibu ke anak. Ibu yang terinfeksi dapat menularkan penyakitnya selama
hamil, persalinan, atau saat menyusui. Tetapi jika ibu mendapatkan pengobatan
untuk HIV selama kehamilannya, risiko terhadap bayinya jauh berkurang.
Faktor risiko HIV/AIDS
Saat pertama kali
HIV/AIDS muncul, penyakit ini terutama terjadi pada laki-laki homoseksual. Meskipun
demikian, saat ini terbukti juga dapat terjadi akibat hubungan heteroseksual.
Setiap orang, dengan usia berapun, ras apapun, jenis
kelamin apapun, cara hubungan seksual apapun dapat terinfeksi, tetapi risiko
seseorang untuk menderita HIV/AIDS lebih tinggi jika:
·
Melakukan hubungan seksual tanpa proteksi. Artinya tidak
menggunakan kondom setiap kali berhubungan seksual. Seks secara anal lebih berisiko
dibanding seks secara vaginal. Risiko ini meningkat jika seseorang berganti-ganti
pasangan.
·
Menderita penyakit akibat hubungan kelamin. Sebagian besar
penyakit akibat hubungan kelamin menyebabkan timbulnya luka terbuka di alat kelamin,
sehingga merupakan pintu masuk bagi HIV ke dalam tubuh.
·
Pengguna narkoba suntikan. Pengguna narkoba suntikan biasanya
berbagi alat suntik, sehingga mudah tertular dengan darah yang tercemar.
·
Tidak menjalani sunat. Beberapa studi menunjukkan bahwa orang
yang tidak disunat mempunyai risiko lebih tinggi tertular HIV akibat hubungan
heteroseksual.
Bagaimana kita dapat
mengetahui seseorang mengidap HIV dari rupanya : secara langsung tidak bisa,
karena tidak setiap penderita HIV kelihatan sakit, dan banyak orang tidak
mengetahui kalau dirinya mengidap HIV.
Apa yang dapat
dilakukan untuk melindungi diri sendiri atau orang lain dari infeksi HIV?
·
Gunakan kondom saat melakukan hubungan seksual baik secara
vaginal, anal, atau oral dengan orang yang berisiko menderita infeksi HIV.
·
Belajarlah melakukan seks yang aman.
·
Jangan berbagi jarum dan alat suntik. HIV dapat hidup pada alat
suntik sampai 1 bulan atau lebih.
·
Pergilah ke ahli tatto yang profesional dan bersertifikat jika
ingin mentatto tubuh anda.
·
Jangan berbagi sikat gigi atau alat cukur dengan orang yang
berisiko menderita infeksi HIV.
·
Mintalah ke dokter untuk
dilakukan tes HIV jika anda hamil atau berencanakan
kehamilan. Jika tes HIV anda positif, carilah pengobatan yang dapat mencegah
penularan HIV ke bayi anda
·
Jangan menyusui jika anda HIV positif.
Disadur
dari Serie Pengenalan Penyakit HIV/AIDS
Penulis:
Dr. P.J.Gunadi Budipranoto SpFK
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan Tinggalkan Komentar atau Pertanyaan Anda : JANGAN komentar yang tidak berhubungan dengan materi dan JANGAN tinggalkan link web karena dianggap spam. Blog ini dofollow sehingga anda akan mendapatkan Backlink gratis.