loading...

Sunday, May 13, 2012

Hajar Aswad / Batu Hitam yang Mulia di Ka'bah Mekkah serta Sejarah

Hajar Aswad  adalah sebuah batu yang sangat dimuliakan, merupakan jenis batu ruby yang berasal dari Surga. yang sering diartikan batu hitam yang mulia Sebagian besar umat Islam, terutama yang menunaikan ibadah haji, berusaha menciumnya, sebagaimana yang dicontohkan Nabi SAW.

Umar bin Khattab RA pernah berujar ketika berada dihadapan Hajar Aswad:

“Demi Allah, aku tahu bahwa kamu hanya sebongkah batu. Seandainya aku tidak melihat Rasulullah SAW menciummu (Hajar Aswad —Red), niscaya aku tidak akan menciummu." (HR. Muslim).

Tentang Hajar Aswad

Batu hitam ini berukuran sekitar 10 sentimeter (cm) dengan luas lingkaran pita peraknya sekitar 30 cm. Tingginya dari lantai dasar Masjid al-Haram sekitar 1,5 meter. Hajar Aswad sendiri pernah dipecahkan menjadi 8 pecahan dengan ukuran kecil-kecil.

Ketika Salman Al-Farisi RA tengah berada di antara Zam-zam dan Maqam (tempat berpijak) Ibrahim, dia melihat orang-orang berdesakan di sekitar Hajar Aswad. Lalu dia bertanya kepada kawan-kawannya, "Tahukah kalian, apakah ini?"
Mereka menjawab "Ya, ini adalah Hajar Aswad." Dia meneruskan, “ "la berasal dari batu-batu surga. Dan demi Tuhan yang menggenggamku, ia akan dibangkitkan kelak dengan memiliki sepasang mata, satu lisan, dan dua buah bibir, untuk memberikan kesaksian bagi orang-orang yang pernah menyentuhnya secara hak (benar).”

Bukan Batu Meteor
Sebagaimana diterangkan dalam sejumlah hadis dari berbagai perawi hadis tepercaya, Hajar Aswad adalah sebuah batu mulai yang berasal dari surga. Saat pertama kali diturunkan, batu ini berwarna putih susu. Namun, karena dosa-dosa manusia hingga ia menjadi hitam (aswad).

Dengan banyaknya riwayat yang menyebutkan Hajar Aswad berasal dari surga, banyak pihak yang penasaran dengan hal tersebut. Ada yang berusaha mencurinya. Bahkan ada pula yang beranggapan bahwa Hajar Aswad adalah batu meteor. Dan tentu saja anggapan ini berbeda dengan keterangan beberapa hadist, bahwa Hajar Aswad berasal dari batu surga.


Begitu pula mengenai cara sampainya di bumi, ada beberapa pendapat yang berbeda. Ada yang menyebutkan bahwa batu ini dibawa oleh malaikat Jibril atas perintah Allah ke bumi.
Ada pula yang menyebutkan, bahwa batu ini dibawa Nabi Adam as dari surga ketika ia diturunkan ke Bumi. Pendapat ini disampaikan oleh pakar tafsir terkenal, Ibnu Katsir dalam bukunya Qishahul Anbiya (kisah-kisah para Nabi)
 
Penelitian Hajar Aswad

Seorang ilmuwan Mesir, Prof. Dr Zaghlul an-Najjar pernah menyapaikan sebuah wacana agar Hajar Aswad diambil sampelnya untuk diteliti lebih lanjut untuk membuktikan bahwa Hajar Aswad itu bukan sebuah meteor, namun batu dari surga seperti yang pernah di terangkan oleh Nabi Saw. Dan pengambilan sample ini, menurutnya tidak akan merusak Hajar Aswad itu sendiri. Namun sampai saat ini wacana tersebut tampaknya tidak mendapat dukungan dari pihak terkait.

Hadist-Hadist tentang Hajar Aswad


* Dari Humaid ibn Abi Sawiyyah RA, bahwa ia pernah mendengar bahwa Ibn Hisyam pernah bertanya kepada Atho ibn Abi Ribbah ra (seorang tabi’in) ketika Atho sedang tawaf di Baitullah. Atho kemudian meriwayatkan bahwa Abu Hurairah ra mengatakan, “ Bahwasannya Nabi SAW pernah bersabda, “Bahwa di sekitar Hajar Aswad ada 70 malaikat dan jika seseorang (yang sedang tawaf) berdoa,” Ya Allah, aku minta ampunan dan keselamatan di dunia dan akhirat, Ya Allah berilah aku kebaikan di dunia dan akhirat dan jauhkan aku dari siksa api neraka.” Maka para melaikat itu akan meng aminkan nya." Ketika sampai di Hajar Aswad, Ibn Hisyam bertanya kembali, “ Ya Aba Muhammad, apa yang kau ketahui tentang Hajar Aswad ini? Atho menjawab, bahwa Abu Hurairah pernah mengatakan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah Saw mengatakan,” Barangsiapa yang menyetuhnya, maka sebenarnya ia menyentuh tangan ar-Rohman (tangan Allah).” ( HR. Ibnu Majah. Al-Mundziri mengatakan bahwa hadist ini di Hasankan oleh sebagaian ulama hadist)


* Dari Abdullah Ibn Umar bahwasanya Rasulullah Saw pernah bersabda, “ Di hari kiamat kelak, akan datang rukun (Hajar Aswad) dalam bentuk yang lebih besar dari gunung Abi Qubaisy. Ia memiliki dua bibir kemudian menceritakan siapa saja yang pernah menyetuhnya dengan niat (karena Allah semata). Ia (Hajar Aswad) adalah Yaminullah (tangan kanan Allah) yang disentuh oleh para hamba-hamba Nya.” (HR. Khuzaimah. Adz-Dzahabi melemahakan hadist ini karena ada seorang rawi, yaitu Abdullah Ibn Muamil yang dianggap lemah. Al-Baihaqi pun melemahkan hadist ini. Namun tentang kelemahan Abdullah Ibn Muamil ini ditentang oleh pakar hadist lainnya karena Ibn Hibban menganggap nya seorang tsiqot (bisa dipercaya). Begitu pula pandangan Ibn Hajar yang menyebutkan bahwa meskipun rowi termasuk yang suka menafsirkan hadist, namun jika ada hadist lain yang menguatkannya maka hadist ini termasuk hadist Hasan sebagaimana pandangan Imam Tirmidzi.” Dengan demikian hadist diatas tidak termasuk hadist dhoif karena ada hadist yang menguatkan hadist ini, yaitu dari riwayat Humaid Ibn Abi Sawiyyah (hadist pertama diatas)

* “Rukun itu (Hajar Aswad) dan Maqam (tempat berpijak Nabi Ibrahim) adalah batu Yaqut dari bebatuan surga. Dan jika tidak disentuh (oleh) dosa-dosa manusia, maka pastilah akan terang dunia ini (karena cahaya Hajar Aswad). Dan orang sakit yang menyetuhnya pastilah akann sembuh.” (HR. Baihaqi. Imam Nawawi dalam al-Majmu mengatakan bahwa sanad nya Sahih)

Sumber bacaan:
Fadlu Hajar Aswad Wa Maqom Ibrohim, Said Bakdasy, Syirkah Dar Basyar Al-Islamiiyah: beirut, Cet. ke-6 1436 H

Sejarah Hajar aswad (batu hitam ) dari masa ke masa

Setiap muslim saat berpergian ke tanah suci Mekkah khususnya pada saat di Ka'bah berusahan untuk menuju, mencium, dan menyentuh Batu Hitam (Hajar Aswad) yang mempesona itu. Batu Hitam (Hajar Aswad) telah melewati berbagai periode dan secara singkat bisa digambarkan sebagai berikut :
  • 1850-1820 SM: Nabi Ibrahim meletakkan Hajar Aswad di Ka'bah, ketika membangun Ka'bah.
  • 400 M: Amr bin Harits bin Madhadh al-Jurhum memasukkan ke dalam sumur Zamzam.
  • 400 M: Qushay bin Kilab (kakek Rasul SAW yang kelima) meletakkan kembali ke tempatnya di Ka'bah.
  • 606 M, terjadi kerusakan pada Ka'bah akibat banjir, dan Nabi SAW (Nabi saat itu belum diangkat menjadi Nabi) meletakan di tempat yang ada sekarang setelah terjadi perdebatan antar kabilah Quraisy.
  • 180-an H, Abdullah bin Zubair memasang lingkaran pita perak di sekeliling Hajar Aswad.
  • 7 Zulhijah 317 H: Abu Tahir Al Qarmuthi mencopot Hajar Aswad.
  • 10 Dzulhijjah 339 H, Hajar Aswad berhasil dikembalikan ke tempatnya.
  • 363 H, Hajar Aswad dipukul oleh seorang laki-laki dari Romawi, namun ia tidak berhasil membawanya.
  • 413 H, seorang laki-laki dari Bani Fatimiyyah, memecahkan Hajar Aswad.
  • 990 H, seorang laki-laki asing memukul Hajar Aswad.
  • 1268 H, Sultan Abdul Majid mengganti lingkaran perak dengan emas.
  • 1293 H, Sultan Abdul Aziz mengganti lingkaran emas dengan perak.
  • Muharram 1351 H, seorang laki-laki dari Afghanistan mencungkil pecahan Hajar Aswad dan mencuri potongan kain Kiswah Ka'bah.
  • 28 Rabiul Akhir 1351 H, Raja Abdul Aziz bin Abdur Rahman As-Saud merekatkan kembali Hajar Aswad yang telah pecah dan memberinya lingkaran perak di sekelilingnya.

.
thumbnail
Judul: Hajar Aswad / Batu Hitam yang Mulia di Ka'bah Mekkah serta Sejarah
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh

Artikel Terkait Spiritual :

10 komentar:

  1. Sayang sekali penguasa Arab Saudi sangat tertutup dan tidak mengizinkan semua ide untuk meneliti batu Hajar Aswad, kemungkinannya jika hasil penelitian membuktikan batu itu hanya meteor, hancurlah nilai batu tsb, namun jika terbukti bukan meteor, akan semakin menambah nilai batu tsb. Tapi peluang yang kedua tampaknya kecil, sehingga penguasa Arab Saudi tidak berani ambil resiko.

    ReplyDelete
  2. Sayang sekali penguasa Arab Saudi sangat tertutup dan tidak mengizinkan semua ide untuk meneliti batu Hajar Aswad, kemungkinannya jika hasil penelitian membuktikan batu itu hanya meteor, hancurlah nilai batu tsb, namun jika terbukti bukan meteor, akan semakin menambah nilai batu tsb. Tapi peluang yang kedua tampaknya kecil, sehingga penguasa Arab Saudi tidak berani ambil resiko.

    ReplyDelete
  3. Sayangnya penguasa Arab Saudi sangat tertutup dan menghalangi setiap upaya penelitian batu Hajar Aswad, sebab jika hasil penelitian membuktikan batu itu hanya batu biasa atau meteor, hancurlah nilainya, resiko yang tidak sanggup diterima penguasa Arab Saudi.

    ReplyDelete
  4. Seharus'a tdk αdα salah'a bila d'teliti batu tsb. Agar kta semua mengetahuinya dn sekaligu mempertebal keimanan seseorang bahkan kta semuanya.

    ReplyDelete
  5. Seharus'a tdk αdα salah'a bila d'teliti batu tsb. Agar kta semua mengetahuinya dn sekaligu mempertebal keimanan seseorang bahkan kta semuanya.

    ReplyDelete
  6. bro w mau ty ne,apakah betul,arah sholat itu berkiblat ke hajar aswad dan BUKAN KABAH,trs mau ty lg ne,apakah sholat yg umat muslim lakukan itu,dikatakan SAH jika berkiblat ke hajar aswad dan BUKAN kabah ?? jika SAH,knp tidak ada perubahan arah kiblat utk sholat,padahal kita tau arah kiblat sholat yg SAH itu berkiblat ke HAJAR ASWAD dan BUKAN KABAH

    ReplyDelete
    Replies
    1. Arah solat sebetulnya hanya sebagai tanda bahwa umat muslim mencintai kebersamaan dan kekompakan. Jadi bukan masalah mau arahnya ke hajar aswad/kiblat. Yang penting niat dalam hati kepada Allah kita solat hanya kepadaNya. Insyaallah sudah sah solat kita.

      Delete
  7. @bhakti setyanto : setau saya menghadap kabah bukan menghadap hajar aswad.

    ReplyDelete
  8. cerita tentang batu hajar aswad sangat menarik

    ReplyDelete
  9. sangat menarik kisah batu hajar aswad

    ReplyDelete

Silahkan Tinggalkan Komentar atau Pertanyaan Anda : JANGAN komentar yang tidak berhubungan dengan materi dan JANGAN tinggalkan link web karena dianggap spam. Blog ini dofollow sehingga anda akan mendapatkan Backlink gratis.

 
Copyright © 2013. About - Sitemap - Contact - Privacy
Template Seo Elite oleh Bamz